Kecamatan Andowia, Kabupaten Konawe Utara , Sulawesi Tenggara
“Menjadikan Desa Lahimbua sebagai desa mandiri, sejahtera, berdaya saing, dan berlandaskan nilai kebersamaan serta kearifan lokal.”
Bentang alam desa ini memiliki posisi yang strategis dengan panorama indah dan udara sejuk, sehingga berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alam.
Hutan tropis yang luas dengan keanekaragaman hayati tinggi, menjadi salah satu potensi penting untuk konservasi dan ekowisata di wilayah Konawe Utara.
Desa ini memiliki lahan pertanian cengkeh yang luas dan produktif, menjadikannya sentra penghasil cengkeh terbesar di Konawe Utara.
Desa Lahimbua berawal dari program pemukiman yang dimulai sekitar tahun 1982. Wilayah ini pertama kali dihuni oleh masyarakat dari daerah pinggir sungai yang pindah ke dataran karena tempat asal mereka sering dilanda banjir. Awalnya, penduduk desa ini berasal dari Andowia, dan hanya ada sekitar tiga keluarga yang menjadi penduduk asli. Perintisan desa dimulai pada tahun 1979 melalui survei untuk merencanakan pembukaan perkampungan di wilayah yang dulunya merupakan hutan. Seiring berjalannya waktu, permukiman tersebut semakin ramai. Pada tahun 1992, desa ini mendapatkan program AMD (Abri masuk desa) yang membawa 27 kepala keluarga (KK) baru. Namun, sebagian besar dari mereka kembali ke daerah asal, dan hanya tersisa enam KK dari program tersebut yang masih tinggal di sana. Berkat perkembangan dan perluasan wilayah, termasuk pembukaan daerah Banggarema, Desa Lahimbua kini sudah ramai dan menjadi bagian dari lingkar kota.
Total Penduduk
Kepala Keluarga
Jumlah Laki-laki
Jumalah Perempuan